Wednesday, April 15, 2009

kraton oh kraton

apa itu kraton?????

Kraton atau disebut sebagai keratuan menunjukan tempat kediaman raja atau biasa juga disebut kedatuan yang bererti istana atau kerajaan. Kraton merupakan bangunan yang unik dan struktur bangunanya adalah khusus. Fungsi utama adalah tempat kediaman raja.

Kraton Yogyakarta dibangunkan oleh Pangeran Mangkubumi Sukowati yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono .

Dari Ambar Ketawang Ngarso Dalem menentukan ibukota Kerajaan Mataram di Desa Pacetokan. Sebuah wilayah yang berada diantara dua sungai iaitu sungai Winongo dan Code.

Bangunan Kraton Yogyakarta sedikitnya terdiri tujuh bangsal. Masing-masing bangsal dibatasi dengan regol atau pintu masuk. Regol- regol tersebut adalah Regol Brojonolo, Sri Manganti, Danapratopo, Kemagangan, Gadungmlati, dan Kemandungan.

Kraton berada diantara dua alun-alun iaitu Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan. Masing-masing berukuran anggaran100x100 meter.

Bangunan dalam kraton dibentengi dengan tembok ganda setinggi 3,5 meter berbentuk bujur sangkar (1.000 x 1.000 meter). Ada lima pintu gerbang iaitu Plengkung Tarunasura atau Plengkung Wijilan di sebelah Timur Laut kraton. Plengkung Jogosuro atau Plengkung Ngasem di sebelah Barat Daya. Plengkung Joyoboyo atau Plengkung Tamansari di sebelah Barat. Plengkung Nirboyo atau Plengkung Gading di sebelah Selatan. Plengkung Tambakboyo atau Plengkung Gondomanan di sebelah Timur.
Dalam benteng, khususnya yang berada di sebelah selatan dilengkapi jalan kecil yang berfungsi untuk pergerakan prajurit dan persenjataan. Keempat sudut benteng dibuat bastion yang dilengkapi dengan lubang kecil yang berfungsi untuk mengintip musuh dari dalam kraton.

Penjaga benteng diserahkan pada prajurit kraton di antaranya, Prajurit Jogokaryo, Prajurit Mantrijero, dan Prajurit Bugis. Prajurit Jogokaryo mempunyai bendera Papasan dan tinggal di Kampung Jogokaryan. Prajurit Mantrijero dilengkapi dengan Bendera Kesatuan Purnomosidi dan tinggal di Kampung Mantrijeron. Prajurit Bugis yang berbendera Kesatuan Wulandari tinggal di Kampung Bugisan.


Seri Menanti Vs Pagarruyung



Seri Menanti merupakan sebuah bandar diraja bagi Negeri Sembilan yang terletak di daerah Kuala Pilah. Kawasan Seri Menanti adalah penempatan bagi Yang Dipertuan Besar di istananya iaitu “Istana Besar”.

Istana Besar merupakan bangunan istana yang dibina khas dengan rekaan berasaskan konsep Minangkabau. Istana yang kini berfungsi sebagai museum itu menyimpan sejuta kisah pengorbanan para sultan dan rakyat mempertahankan negeri dari penjajah.

Seri Menanti sendiri adalah nama daerah di tengah Bukit Tempurung di mana Istana Lama Seri Menanti berada. Nama “seri menanti” berasal dari sebuah kisah kedatangan orang-orang Minang dari daerah Payakumbuh ke Negeri Sembilan yang dipimpin oleh Datuk Putih. Diceritakan, Datuk Putih memiliki ilmu sakti dan suatu ketika, beliau mendapati jejak seekor naga yang diyakini dapat memberikan keuntungan. Datuk Putih mengikuti jejak naga itu dan beberapa saat kemudian beliau menemukan tiga pohon padi dengan posisi seperti orang duduk menanti sesuatu. . Maka kemudian Datuk Putih menamakan daerah itu “Padi Menanti”. Akan tetapi, Datuk Putih menukar “padi” dengan “seri” sesuai dengan nama isterinya. Maka nama daerah itu berubah menjadi “Seri Menanti”.

Rekaan Istana Besar ini merupakan hasil pertembungan budaya antara penduduk asal negeri dan juga orang-orang Minang yang datang menetap di negeri ini. Seluruh bahan bangunannya adalah kayu-kayu pilihan yang diambil dari hutan sekitar. Kayu-kayu yang digunakan sebagai rangka disusun cermat dan disambung tanpa menggunakan paku atau besi.
Terdapat 99 tiang penyangga istana dan jumlah ini menjadi simbol kepada jumlah pejuang dari berbagai luak di Negeri Sembilan semasa melawan penjajah. Tiang-tiang itu terbuat dari kayu cengal, dan diukir dengan motif bunga-bungaan, ayat-ayat al-Quran, dan corak-corak abstrak.
Istana ini dibina empat tingkat. Tingkat pertama bernama Balai Rong Seri, ruang Yang dipertuan menjamu tamu-tamunya. Ruangan yang mengunjur ke depan adalah ruang pertemuan Yang dipertuan dengan pembesar-pembesar kerajaan.
Untuk ke tingkat 2, 3 dan 4 telah dibina sebuah tangga yang curam. Tingkat tiga adalah ruang keluarga. Di sini merupakan kawasan rehat bagi Yang Dipertuan beristirehat dan menghabiskan masa dengan keluarganya. Bagi tingkat 4 pula, kawasan ini dinamakan sebagai “Tingkat Gunung”
Tingkat Gunung adalah tingkat yang paling atas dan dari ruang ini dapat kita lihat kawasan di luar istana dan kesemua arah.



Dari segi rekaan, terdapat persamaan antara Istana Besar Seri Menanti dan juga Istana Pagarruyung yang mana berasaskan konsep budaya Minangkabau. Istana Pagaruyung yang ada sekarang merupakan replika dari bentuk asli, yang terbakar dalam suatu pertempuran berdarah di tahun 1804 M. Istana ini lebih dikenal dengan nama Istano Basa. Sebelum terbakar, bangunan asli terletak di Bukit Batu Patah, Batusangkar. Pembangunan pasca kebakaran dilakukan pada tahun 1976, di lokasi yang berbeda, namun tidak begitu jauh dari tempat awal berdirinya. Lokasi istana sekarang ini merupakan tanah wakaf keluarga raja.
Dalam sejarahnya,
Kerajaan Pagaruyung adalah sebuah kerajaan yang pernah berdiri, meliputi daerah Sumatra Barat sekarang dan daerah-daerah di sekitarnya. Nama kerajaan ini berasal dari ibukotanya, yang berada di nagari Pagaruyung. Kerajaan ini didirikan oleh Adityawarman pada tahun 1347. Pagaruyung menjadi Kesultanan Islam sekitar tahun 1600-an. Kerajaan ini runtuh pada masa Perang Padri dan Yang Dipertuan Minangkabau Sultan Alam Bagagarsyah merupakan raja terakhir Kerajaan Pagaruyung.
Istana Pagaruyung merupakan tempat kediaman Adityawarman sewaktu menjadi raja di Minangkabau. Di sekitar istana, juga terdapat makam para bangsawan Minangkabau, dengan bentuk batu nisan yang unik. Istana ini terletak di kecamatan Tanjung Emas, Batusangkar, kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia. Istana ini menggunakan gaya rekaan tradisional Minangkabau, berbentuk rumah gadang, dengan ciri khas atap berbentuk tanduk kerbau. Dinding samping dan belakang terbuat dari kulit ruyung atau buluh betung. Sebagian dinding luarnya dipenuhi ukiran khas Minangkabau.

history

sejarah mengajar kita.. sejarah memperingatkan kita.. sejarah menjadikan kita lebih waspada.. sejauh mana pengajaran, peringatan yang sejarah dapat sediakan, bergantung kepada pemahaman kita..
kita belajar sejarah.. kenapa?
sekadar lulus periksa? atau sebab terpaksa?
kita diajar utk belajar dari kesilapan.. belajar dari yang terdahulu..
itu tujuan sejarah..
kalau kita mengelak dari sejarah.. maka kita tergolong dalam golongan org yang tidak mengkaji, mengambil iktibar dan tidak menggunakan ilmu terdahulu untuk terus maju ke depan..
membazir sungguh...
kita sudah dibekalkan dengan sejarah untuk mengingatkan kita, mengajar danmenasihatkan kita dalam sesuatu.. apabila sejarah dilupakn dan tidak diambil kira, maka
terciptalah pepatah " jangan sampai pisang berbuah 2 kali"
jadi kenali sejarah... fahami sejarah.. dan kaji sejarah..