Wednesday, April 15, 2009

Seri Menanti Vs Pagarruyung



Seri Menanti merupakan sebuah bandar diraja bagi Negeri Sembilan yang terletak di daerah Kuala Pilah. Kawasan Seri Menanti adalah penempatan bagi Yang Dipertuan Besar di istananya iaitu “Istana Besar”.

Istana Besar merupakan bangunan istana yang dibina khas dengan rekaan berasaskan konsep Minangkabau. Istana yang kini berfungsi sebagai museum itu menyimpan sejuta kisah pengorbanan para sultan dan rakyat mempertahankan negeri dari penjajah.

Seri Menanti sendiri adalah nama daerah di tengah Bukit Tempurung di mana Istana Lama Seri Menanti berada. Nama “seri menanti” berasal dari sebuah kisah kedatangan orang-orang Minang dari daerah Payakumbuh ke Negeri Sembilan yang dipimpin oleh Datuk Putih. Diceritakan, Datuk Putih memiliki ilmu sakti dan suatu ketika, beliau mendapati jejak seekor naga yang diyakini dapat memberikan keuntungan. Datuk Putih mengikuti jejak naga itu dan beberapa saat kemudian beliau menemukan tiga pohon padi dengan posisi seperti orang duduk menanti sesuatu. . Maka kemudian Datuk Putih menamakan daerah itu “Padi Menanti”. Akan tetapi, Datuk Putih menukar “padi” dengan “seri” sesuai dengan nama isterinya. Maka nama daerah itu berubah menjadi “Seri Menanti”.

Rekaan Istana Besar ini merupakan hasil pertembungan budaya antara penduduk asal negeri dan juga orang-orang Minang yang datang menetap di negeri ini. Seluruh bahan bangunannya adalah kayu-kayu pilihan yang diambil dari hutan sekitar. Kayu-kayu yang digunakan sebagai rangka disusun cermat dan disambung tanpa menggunakan paku atau besi.
Terdapat 99 tiang penyangga istana dan jumlah ini menjadi simbol kepada jumlah pejuang dari berbagai luak di Negeri Sembilan semasa melawan penjajah. Tiang-tiang itu terbuat dari kayu cengal, dan diukir dengan motif bunga-bungaan, ayat-ayat al-Quran, dan corak-corak abstrak.
Istana ini dibina empat tingkat. Tingkat pertama bernama Balai Rong Seri, ruang Yang dipertuan menjamu tamu-tamunya. Ruangan yang mengunjur ke depan adalah ruang pertemuan Yang dipertuan dengan pembesar-pembesar kerajaan.
Untuk ke tingkat 2, 3 dan 4 telah dibina sebuah tangga yang curam. Tingkat tiga adalah ruang keluarga. Di sini merupakan kawasan rehat bagi Yang Dipertuan beristirehat dan menghabiskan masa dengan keluarganya. Bagi tingkat 4 pula, kawasan ini dinamakan sebagai “Tingkat Gunung”
Tingkat Gunung adalah tingkat yang paling atas dan dari ruang ini dapat kita lihat kawasan di luar istana dan kesemua arah.



Dari segi rekaan, terdapat persamaan antara Istana Besar Seri Menanti dan juga Istana Pagarruyung yang mana berasaskan konsep budaya Minangkabau. Istana Pagaruyung yang ada sekarang merupakan replika dari bentuk asli, yang terbakar dalam suatu pertempuran berdarah di tahun 1804 M. Istana ini lebih dikenal dengan nama Istano Basa. Sebelum terbakar, bangunan asli terletak di Bukit Batu Patah, Batusangkar. Pembangunan pasca kebakaran dilakukan pada tahun 1976, di lokasi yang berbeda, namun tidak begitu jauh dari tempat awal berdirinya. Lokasi istana sekarang ini merupakan tanah wakaf keluarga raja.
Dalam sejarahnya,
Kerajaan Pagaruyung adalah sebuah kerajaan yang pernah berdiri, meliputi daerah Sumatra Barat sekarang dan daerah-daerah di sekitarnya. Nama kerajaan ini berasal dari ibukotanya, yang berada di nagari Pagaruyung. Kerajaan ini didirikan oleh Adityawarman pada tahun 1347. Pagaruyung menjadi Kesultanan Islam sekitar tahun 1600-an. Kerajaan ini runtuh pada masa Perang Padri dan Yang Dipertuan Minangkabau Sultan Alam Bagagarsyah merupakan raja terakhir Kerajaan Pagaruyung.
Istana Pagaruyung merupakan tempat kediaman Adityawarman sewaktu menjadi raja di Minangkabau. Di sekitar istana, juga terdapat makam para bangsawan Minangkabau, dengan bentuk batu nisan yang unik. Istana ini terletak di kecamatan Tanjung Emas, Batusangkar, kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia. Istana ini menggunakan gaya rekaan tradisional Minangkabau, berbentuk rumah gadang, dengan ciri khas atap berbentuk tanduk kerbau. Dinding samping dan belakang terbuat dari kulit ruyung atau buluh betung. Sebagian dinding luarnya dipenuhi ukiran khas Minangkabau.

No comments:

Post a Comment